Proposal
A.
Latar
Belakang
Pendidikan dan ilmu pengetahuan memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia, tanpa pendidikan dan ilmu pengetahuan manusia
tidak akan dapat melakukan tugasnya sebagai makhluk Allah yang diberikan
kelebihan dari makhluk lainnya di muka bumi ini.
Ilmu merupakan kunci dan syarat diterimanya ibadah.
Rasullah SAW pernah menyatakan bahwa ibadah yang dilakukan tanpa ilmunya itu
tertolak dan salah dan salah satu sebab yang memungkinkan manusia menjadi
beriman dan bertaqwa kepada Allah adalah ilmu. Ilmu pengetahuan tersebut
diperoleh dari belajar, berfikir dan berbuat, itulah yang disebut pendidikan,
pedidikan adalah proses untuk mendapat pengetahuan, semakin banyak orang
belajar semakin banyak yang akan diketahui.
Orang yang beriman dan orang yang memiliki ilmu
pengetahuan memiliki kedudukan tinggi disisi Allah SWT sebagai mana firman
Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 11 :
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä
#sÎ)
@Ï%
öNä3s9
(#qßs¡¡xÿs?
Îû
ħÎ=»yfyJø9$#
(#qßs|¡øù$$sù
Ëx|¡øÿt
ª!$#
öNä3s9
(
#sÎ)ur
@Ï%
(#râà±S$#
(#râà±S$$sù
Æìsùöt
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy
4
ª!$#ur
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz
ÇÊÊÈ
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan (QS. Al-Mujadallah : 11)[1]
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no :
20 tahun 2003 Pasal I, dijelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. [2]
Pada dasarnya tujuan pendidikan nasional pun sejalan
dengan pendidikan Islam yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai salah satu
sarana untuk tercapainya tujuan tersebut, maka didirikanlah sekolah. Menurut
pasal 9 UU sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa satuan
pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang
dan berkesinambungan.
konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi
pelajaran, menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi
pelajaran. Mereka dianggap sebagai individu yang belum memahami apa yang harus
dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala
sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang
diberikan guru. Kadang-kadang jenis informasi dan pengetahuan yang harus
dipelajari tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi pengembangan
bakat maupun dari minat siswa akan tetapi berangkat dari pandangan apa yang
menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.[3]
Peran guru sebagai pengelola kelas merupakan peran
yang sangat penting. Bagaimana dalam pengajaran klasikal, efektifitas belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kepiawaian guru dalam mengatur dan mengarahkan
kelas.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana belajar mengajar.
Terdapat beberapa jenis perilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar.
Tidak adanya atau kurangnya perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang sedang dibahas merupakan salah satu perilaku siswa yang
dapat mengganggu iklim belajar mengajar. Prilaku tersebut biasanya ditunjukan
oleh tindakan-tindakan tertentu misalnya mengobrol ktika guru sedang
menjelaskan, atau melakukan aktifitas lain yang tidak ada kaitannya dengan
materi pelajaran seperti membaca buku atau majalah, malah sering ditemukan ada
siswa yang sengaja menggambar wajah guru yang sedang mengajar.
Kejadian-kejadian semacam ini merupakan awal dari terjadinya iklim belajar
mengajar.
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil
merupakan strategi yang banyak dianjurkan oleh para pendidik. Strategi ini
dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus. Kerja kelompok
merupakan strategi pengajaran yang berpusat kepada siswa. Siswa dituntut untuk
memperoleh pengetahuan sendiri melalui bekerja secara bersama-sama. Tugas guru
hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa, yang ingin diperoleh melalui
kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau kemampuan akademik atau
mungkin juga keduanya.
Oleh karena itu setiap guru agama harus mampu
menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat dan mampu meningkatkan gairah
belajar anak didik serta mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis,
sistematis dan cermat.
Sekolah Dasar Negeri 002 Ukui merupakan satuan
pendidikan tingkat dasar di bawah naungan departemen pendidikan nasional
(Diknas) yang berlokasi di Kecamatann
Ukui kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Kurikulum yang di tetapkan yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yakni kurikulum operasional yang
disusun sendiri dan dilaksanakan tingkat satuan pendidikan itu sendiri.
Salah satu pelajaran dalam kurikulum yang di
terapkan saat ini adalah Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana diketahui bahwa
materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat banyak dan luas, sementara
alokasi waktu juga sangat terbatas, yakni dalam satu minggu terdapat tiga jam
pelajaaran. Untuk itu guru agama di sekolah Dasar Negeri 002 Ukui Kecamatan
Ukui telah beruasaha untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif,
diantaranya.
1. Selalu
hadir di jam mengajar.
2. Membuat
Rencana Pelaksana Pembelajaran.
3. Mengemukakan
tujuan pelajaran pada permulaan pelajaran.
4. Bersedia
mengajarkan kembali materi yang belum dipahami oleh peserta didik.
5. Menentukan
topik-topik mata pelajaran.
Namun berdasarkan hasil survei yang penulis lakukan
di kelas V Sekolah Dasar Negeri 002 Ukui Kecamatan Ukui peran aktif dalam
mengikuti pelajaran sangat rendah sehingga berpengaruh pada nilai. Hal ini
dapat diketahui dengan dikemukakan gejala sebagai berikut :
1. Siswa
kurang bergairah dalam belajar.
2. Siswa
kurang aktif dalam diskusi.
3. Siswa
yang memilkiki kemampuan kurang cenderung pasif.
4. Siswa
jarang bertanya ketika mengjaran PAIikuti proses pembela
5. Sebagian siswa tidak bisa membuat kesimpulan
dari materi yang telah diajarkan
6. Masih
ada murid yang bermain-main dalam mengikuti proses pembelajaran PAI.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, sangat
menarik perhatian penulis untuk mengangkat masalah ini dan meneliti lebih jauh
dengan judul “PENINGKATAN PERAN AKTIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DENGAN METODE KERJA KELOMPOK DI SDN 002 UKUI KECAMATAN UKUI KABUPATEN
PELALAWAN.
B.
Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dalam proses ini peserta didik terutama mengalami
keterlibatan intelektual-emosional, disamping keterlibatan fisiknya, maka
idealnya guru yang profesional harus mengetahui situasi kelas agar terciptanya
out put yang baik. Dalam hal ini idealita dalam pembelajaran kelompok yaitu :
1. Guru
membina serta mendorong peserta didik dalam meningkatkan kegairahan peserta
didik /siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar.
2. Sikap
guru tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar.
3. Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut cara, irama
serta tingkat kemampuan masing dalam proses belajar mengajar mengajar.
4. Guru
mampu untuk menggunakan bermacam strategi belajar-mengajar serta pendekatan
multimedia dalam proses belajar mengajar.
5. Siswa
berani untuk mewujudkan minat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada anak
dalam suatu proses belajar-mengajar.
6. Pada
diri peserta didik tumbuh kreatifitas dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya
hingga mencapai tingkat keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar.
2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan
terhadap permasalahan pokok yang akan dikaji, yakni upaya “Peningkatan Peran
Aktif Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Kerja Kelompok Di SDN 002
Ukui Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan.”
3. Rumusan Masalah
1. Apakah
pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat membuat siswa menjadi aktif ?
2. Apakah
pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa ?
C.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penerapan metode kerja kelompok dapat meningkatkan perna aktif siswa dalam
belajar Pendidikan Agama Islam murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 002 Ukui
Kecamatan Ukui.
2. Kegunaan Penelitian
a. Guru
ingin meningkatkan pemahaman siswa mengenai isi atau materi pelajaran melalui
penyelidikan dan diskusi dengan teman-temannya;
b. Guru
ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
c. Guru
ingin meningkatkan motivasi siswa dan menambah partisipasi dalam kegiatan
belajar;
d. Guru
ingin mengikutsertakan siswa dalam menganalisis beberapa bagian isi pelajaran,
akan tetapi waktu tidak mencukupi apabila seluruh siswa menganalisis seluruh
isi materi pelajaran tersebut.
e. Guru
ingin meningkatkan kemapuan siswa dalam memecahkan masalah dan menyadari bahwa
masalah itu dapat dipecahkan dengan berbagai cara;
f. Jika
alat atau fasilitas yang tersedia sangat terbatas, sehingga melalui kelompok
kerja alat tersebut dapat digunakan secara bergiliran.
D.
Penegasan
Istilah
Untuk lebih memahami arti kata dalam judul
penelitian ini serta menghindari kesalahfahaman rerhadap istilah kata dalam
judul ini, maka perlu dijelaskan dalam depenisi istilah sebagai berikut :
1. Peran
aktif
Peran aktif, menurut Newcom, dkk dalam Asri (2004)
menggambarkan konsistensi tingkah lakunya terhadap tata hubungan yang relatif
stabil dengan orangorang lain dalam kelompoknya. Berarti pengertian peran aktif
di sini adalah tindakan atau tingkah laku yang berkesinambungan dalam kaitannya
dengan tata hubungan dalam kelompok/organisasi.
2. Siswa
Sedangkan
pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas
belajar.
3. Proses
Belajar Mengajar
Proses belajar megajar merupakan
inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang
peranan utama.
Proses belajar mengajar memeiliki
makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar semata. Dalam
proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak
terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua
kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
4. Metode
Metode merupakan cara melakukan
atau menyajikan, sesuatu pekerjaan atau pelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu
5. Kerja
Kelompok
Robert L. Cilstrap dan William R
Marti, memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa
yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar
Jadi kerja
kelompok yaitu cara
menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa
kelompok atau group tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan,
dengan cara bersama-sama dan bertolong-tolongan
E.
Landasan
Teoritis dan Konsep Operasional
1. Landasan Teoritis
a. Metode Kerja Kelompok
Istilah
kerja kelompok mengandung arti : siswa-siswi dalam suatu kelas dibagi dalam ke
dalam beberapa kelompok, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
Pengelompokkan itu biasanya didasarkan atas prinsip mencapai tujuan bersama.
Dan oleh karena itu kerja kelompok berarti bekerja bersama-sama secara
bergotong royong untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-cita bersama pula.
Dengan kata
lain metode kerja kelompok yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana
guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau group tertentu untuk
menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara bersama-sama dan
bertolong-tolongan
Cara
pengelompokkan disini dapat pula dilakukan oleh siswa itu sendiri, dengan
maksud agar siswa dapat menetapkan mana di antara teman yang dapat diajak untuk
bekerja sama dalam kelompoknya. Namun pengelompokkan dapat juga dilakukan
dengan cara bimbingan guru bersangkutan dengan didasari atas pertimbangan
didaktis dan psikologis.
DalamAl-Qur’an
banyak ayat yang menunjukkan pentingnya kerja kelompok ini menjadi prinsip
dalam pendidikan Islam : Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :
“Bertolong-tolonglah
untuk kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan tentang dosa
dan pemusuhan”
b. Langkah-langkah
pengelompokkan yang perlu diperhatikan
1. Tidak mengabaikan asas
individualitas, dimana masing-masing siswa dalam kelompoknya dapat dipandang
sebagai pribadi yang berada dari segi kemampuan dan minatnya masing-masing. Dan
oleh karena itu siswa dapat dilayani sesuai dengan karakteristik mereka
masing-masing
2. Jika dimaksudkan untuk memperolehdan
memperbesar peran atau partisipasi dari masing-masing siswa dalam kelompoknya
3. Mempertimbangkan fasilitas yang
tersedia/dimiliki
4. Pembagian jenis kerja dan tujuan
khusus yang hendak dicapai
c. Segi-segi
kebaikan metode kerja kelompok :
1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan
toleransi dalam sikap dan perbuatan
2. Menumbuhkan rasa ingin maju dan
mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik sehingga
dengan demikian terjadilah persaingan yang sehat, untuk berlomba-lomba mencari
kemajuan dan prestasi dalam kelompoknya
3. Kemungkinan terjadi adanya transfer
pengetahuan antar sesama dalam kelompok yang masing-masing dapat saling isi
mengisi dan melengkapi kekurangan dan kelebihan antar mereka
4. Timbul rasa kesetiakawanan sosial
antar kelompok/group yangb dilandasi motivasi kerja sama untuk kepentingan dan
kebaikan bersama
5. Dapat meringankan tugas guru atau
pemimpin sekolah
d. Kekurangan
metode kerja kelompok :
1. Melalui metode kerja kelompok,
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
2. Persaingan yang tidak sehat akan
terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa. Bahkan
pembagian tugas yang dilakukan bukanlah dimaksudkan membeda-bedakan satu dengan
yang lainnya dalam arti yang luas
3. Bagi siswa yang tidak memiliki
disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya,
dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas kelompok secara kolektif
4. Sifat dan kemampuan individualitas
kadang-kadang terasa diabaikan
5. Jika tugas yang diberikan kepada
kelompok masing-masing kemudian tidak diberikan batas-batas waktu tertentu,
maka cenderung tugas tersebut diabaikan /terlupakan
6. Tugas juga dapat terbengkalai
manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis dan didaktis anak didik
e.
Saran-saran
pelaksanaan metode kerja kelompok
1. Usahakan jumlah anggota dari
masing-masing kelompok tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil/sedikit.
Biasanya jumlah anggota kelompok berkisar antara 4 (empat) sampai 6 (enam)
orang, sebaiknya 5 (lima) orang
2. Pembentukan dan pembagian kelompok
hendaknya mempertimbangkan segi minat dan kemampuan siswa
3. Guru hendaknya menjelaskan
pelaksanaan dan manfaat dari tugas kerja kelompok
4. Masing-masing siswa dalam
kelompoknya harus bertanggung jawab dan bekerja bersama-sama untuk kemajuan
kelompoknya
Dalam
pelajaran agama, metode kerja kelompok ini dapat diterapkan. Misalnya pada
pekerjaan menerjemahkan buku-buku agama yang mungkin literatur berbahasa Arab
dan Inggris. Dan membahas/meresume bahan-bahan pelajaran pada bab-bab tertentu
dan lain sebagainya.[4]
Dengan
melalui kerja kelompok tersebut siswa merasa tergugah untuk mendalami ajaran
agama Islam yang begitu luas ini.
f. Partisipasi Aktif Siswa
Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif,
maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. [5]
Peran
aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif,
yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Partisipasi aktif siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar
yang harus dipahami, disadari, dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam
proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa partisipasi aktif ini harus dapat
diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar
ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional,
dan fisik juga dibutuhkan.
Pandangan
mendasar yang perlu menjadi kerangka berfikir setiap guru adalah bahwa pada
prinsipnya siswa adalah makhluk yang aktif. Individu merupakan manusia belajar
yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki siswa secara
kodrati itu akan berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya
memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan tersebut. Keadaan
ini menyebabkan setiap guru perlu menggali potensi-potensi keberagaman siswa
melalui keaktifan yang mereka aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan
aktifitas mereka kearah tujuan yang positif atau tujuan pembelajaran. Hal ini
pula yang mendasari pemikiran bahwa kegiatan pembelajaran harus dapat
memberikan dan mendorong seluas-luasnya partisipasi aktif siswa. Ketidaktepatan
pemilihan pendekatan pembelajaran sangat memungkinkan partisipasi aktif siswa
menjadi tidak subur, bahkan mungkin justru menjadi kehilangan keaktifannya.
Contoh
penerapan prinsip partisipasi Aktif dalam Pembelajaran Kemampuan Guru Kegiatan
Pembelajaran Guru merancang/ mendesain pesan pembelajaran dan mengelola KBM
yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran , Guru menugaskan siswa dengan kegiatan yang
beragam , misalnya: · Percobaan · Diskusi kelompok · Memecahkan masalah ·
Mencari informasi · Menulis laporan/cerita/puisi · Berkunjung keluar kelas
Bambang Warsita (2008) menyatakan bahwa Penerapan prinsip partisipasi aktif
dalam rancangan bahan ajar dan aktifitas dari guru didalam proses pembelajaran
adalah dengan cara:
1.
Memberi kesempatan, peluang
seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.
2.
Memberi kesempatan melakukan
pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen.
3.
Memberi tugas individual atau
kelompok melalui kontrol guru.
4.
Memberikan pujian verbal dan non
verbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan.
5.
Menggunakan multi metode dan multi
media di dalam pembelajaran.
g. Yang Diperhatikan dalam melaksanakan Metode Kerja
Kelompok
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis
dan kreatif.
Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam kerja kelompok perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua
anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan
sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut,
kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya
ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh
karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …”
lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”,
yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan. Hasil pekerjaan siswa
sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil
pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik
dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang
dipajangkan dapat berupa hasil kerja berpasangan atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan
baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan
ketika membahas suatu masalah.
2. Konsep Operasional
Konsep ini di
gunakan dalam rangka memberikan batasan terhadap kerangka teoritis. Konsep ini
diperlukan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami penelitian ini. Indikator
keberhasilan guru dalam meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar Agama
Islam melalui metode kerja kelompok adalah jika tindakan yang dilakukan oleh
guru dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan proses pembelajaran
mencapai angka 85%. Dan untuk mengetahuinya adalah dengan cara menganalisa data
aktivitas guru dan peran siswa dalam proses pembelajaran dengan penggunaan
metode kerja kelompok yang sifatnya mengkuantifkan jawaban bersifat kualitatif.
Adapun metode kerja kelompok dapat menjadikan siswa aktif
dalam pembelajaran dalam
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan
kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Dalam penggunaan
metode kerja kelompok pada mata pelajaran agama islam
F.
Metode
Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan. Penelitian ini berlokasi
di SDN 002 Ukui kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan Popinsi Riau.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 002 Ukui
kecamatan Ukui yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 14 orang siswa
laki-laki dan 12 orang siswa perempuan dan menjadi objek dalam penelitian ini
adalah Peran aktif siswa pada Pelajaran Agama Islam.
3. Populasi dan Sampel
Populasi
adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 002 Ukui kecamatan Ukui yang berjumlah 26 orang.
Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, mengingat populasi dalam
penelitian ini kurang dari 100 orang maka penulis menggunakan sampel total atau
keseluruhan populasi sehingga tidak diperlukan tekhnik penarikan sampel
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun
jenis data pada penelitian ini adalah (1) Primer berupa peran aktif siswa berbentuk
angka dan data (hasil angket yang di berikan juga doumentasi). (2) Sekunder
berupa pelaksana tindakan berupa kata-kata atau kalimat (wawancara).
a. Data
peran aktif belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung diperoleh melalui lembaran observasi motivasi belajar siswa.
b. Data
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu data tentang hasil dari
aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
5. Rencana Tindakan Penelitian
1. Rencana
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang melalui tahapan tahapan yaitu
perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi. Disain penelitian
yang dilakukan adalah model siklus yang terdiri dari merencanakan.
Dalam
tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Menyusun
RPP berdasarkan standar kompetensi dasar dengan langkah-langkah penggunaan
metode Kerja kelompok.
b. Meminta
kesediaan teman sejawat.
c. Menyusun
format pengamatan (lembar observasi) tentang aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
d. Menyusun
daftar pertanyaan yang akan diberikan pada siswa diakhir pelajaran.
2. Tindakan
Pada
tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Dengan demikian hendaknya diterapkan serinci mungkin secara tetulis, rencana
tindakan itu adalah :
a. Pendahuluan
1. Membuka
pembelajaran
2. Menyampaikan
pembelajaran
b. Kegiatan
Inti
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa. Fase
2. Menyajikan informasi. Fase
3. Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok bekerja dan
belajar.
c. Pengembangan
1. Untuk SD sebaiknya
setiap kelompok diberi nama (misalnya nama binatang, bintang, ilmuwan)
2. Setiap kelompok harus
mempunyai pembicara, penulis, yang diatur secara bergantian
3. Anggota kelompok harus
saling mengenal satu sama lain
4. Pembentukan kelompok
dilakukan oleh siswa sendiri namun guru dapat mengubah sesuai dengan situasi
kelas.
5. Kelompok-kelompok harus
mengetahui apa yang akan dilakukan dan dapat mengatur posisi kerja kelompok.
6. Perintah harus diberikan
kepada siswa dalam bentuk tertulis sebelum siswa bekerja sehingga setiap
anggota kelompok mengetahui apa yang menjadi tugasnya.
7. Guru harus menentukan
waktu untuk kegiatan kerja kelompok.
8. Pembicara kelompok harus
melaporkan hasil kelompok kepada kelas. Hasil observasi serta hasil lain harus
ditulis di papan tulis.
9. Sementara siswa bekerja
guru berkeliling untuk membantu siswa yang menemui kesulitan. Harus diingat
bahwa guru hanya membantu bila diperlukan.
d. Penghargaan
1. Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil belajarnya.
2. Guru mencari cara untuk menghargai
upaya-upaya hasil belajar individu maupun kelompok.
6. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
deskriptif, data yang terkumpul diklasifikasikan menjadi dua kelompok data
yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif
digambarkan dengan kata-kata, data yang bersifat kuantitatif berwujud
angka-angka yang diproses dan diolah dalam bentuk tabel prosentase. Teknik ini
sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan prosentase lalu
ditafsirkan menggunakan kata-kata. Teknik analisa data tersebut digunakan untuk
menilai peran aktif siswa dalam proses proses belajar mengajar pelajaran agama
islam dengan metode kerja kelompok.
Secara kuantitatif baik atau tidak pmetode kerja
kelompok dalam mendukung peran aktif siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. 76
%-100 % dikategorikan baik
2. 56
%-75 % dikategorikan cukup baik
3. 40
%-55 % dikategorikan kurang baik
4. Kurang
dari 40 % dikategorikan tidak baik.[6]
Rscr
Keterangan
:
0r : Ordinat yang lebih rendah
0t : Ordinat yang lebih tinggi
M : Mean (rata-rata)
SDtot : Standar deviasi total
P : Propersi individual dalam golongan
Untuk
mencari standar deviasi total digunakan rumus sebagai berikut :
Untuk
memperoleh interpretasi terhadap korelasi serial agar mendekati harga “r”
product moment dapat digunakan rumus “r” Chotomisasi
G.
Sistematika
Penulisan
Adapun sistematika laporan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB I :
PENDAHULUAN, terdiri dari : latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan
dan manfaat penelitian, sistematika laporan
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA, terdiri dari kerangka teoritis dan konsep operasional.
BAB III :
DESKRIPSI SECARA UMUM TENTANG SDN 002 Ukui : Sejarah berdirinya Sekolah,
keadaan tenaga pengajar, keadaan siswa, sarana dan prasarana, kurikulum.
BAB IV :
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
BAB V :
PENUTUP, berisikan Kesimpulan dan Saran-Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Syafruddin
Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta : Quantum
Teaching, 2005
Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung
: PT. Imperial Bhakti Utama, 2007
Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikana Islam, Pustaka Setia, Bandung 1996
Sudarman
Danim, Inovasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung 2002
Udin
S, Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka, Jakarta
1981
Ngalim
Purwanto. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosda Karya Bandung, 2007
MartinisYamin.
Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. GP Press, 2009
[1]
Al-qur’anul karim
[2]
Irfan Supandi, AgendaMuslim, 2005, Solo. Media Insani. H. 17
[3]
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka
Jakarta (2007). H. 10
[4]
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam
Mulia, Jakarta ,
2004, Hal. 235
[5]
Nurkholis, Manajemen berbasis sekolah, PT.Grasindo, Jakarta, 2003,hal.153
[6]
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Renika Cipta, Jakarta , 1996, Hal. 243
No comments:
Post a Comment