SELAMAT DATANG PENGUNJUNG BLOG KAMI, SEMOGA ANADA DAPAT MANFAAT DARI BLOG YANG SAYA BUAT INI.

Friday, March 2, 2012

Proposal PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENELADANI PERILAKU NABI MUHAMMAD SAW DAN NABI IBRAHIM AS TERHADAP PERKEMBANGAN AKHLAK SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 004 SIMPANG PULAI KECAMATAN UKUI




A.    Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dn di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbanagan kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Pendidikan sebagai sebuah bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagipendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang akan dicapai.
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no : 20 tahun 2003 Pasal I, dijelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[1]
Pada dasarnya tujuan pendidikan nasional pun sejalan dengan pendidikan Islam yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai salah satu sarana untuk tercapainya tujuan tersebut, maka didirikanlah sekolah. Menurut pasal 9 UU sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan.
Pendidikan menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya mannusia (SDM) Bangsa Indonesia. Pendidikan menjadi sarana bagi pembentukan intelektualitas, bakat, keperibadian / akhlak serta kecakapan peserta didik. Atas pertimbangan inilah selayaknya semua pihak perlu memberikan perhatian secara maksimal terhadap bidang pendidikan. Perhatian tersebut antara lain direalisasikan melalui kerja keras secara kontinue dalam memperbarui dan meningkatkan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu. Melalui cara demikian, pendidikan diharapkan mampu menjawab aneka macam kebutuhan.
Tujuan pendidikan nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan hatinya berkembang dengan sempurna.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak. untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan
Dalam Firman Allah Mengatakan :

ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (An-Nahl : 78)

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah. Dengan demikian, sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga. Dengan masuknya anak kesekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anakanak.
Dapat dimengerti betapa pentingnya kerjasama antra hubungan lingkungan itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal. Contohnya guru dengan orang tua murid. Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanua.
Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelematkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.
Pendidikan agama merupakan suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.
Sekolah Dasar Negeri 004 Simpang Pulai merupakan satuan pendidikan tingkat dasar di bawah naungan departemen pendidikan nasional (Diknas) yang berlokasi di  Kecamatann Ukui kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Kurikulum yang di tetapkan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yakni kurikulum operasional yang disusun sendiri dan dilaksanakan tingkat satuan pendidikan itu sendiri.
Salah satu pelajaran dalam kurikulum yang di terapkan saat ini adalah Pendidikan Agama Islam. Menurut Drs. Ahmad D Marimba: Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah Kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaninya juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu pematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai bila mana berlangsung melaui proses demi proses kearah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan al-Quran terhadap anak-anak agar terbentuk kepribadian muslim yang sempurna. Agar anak mempunyai akhlak yang mulia, anak didik diharapkan dapat memperhatikan pelajaran berbasis agama sebagai kontrol dalam kehidupan anak didik.
Dalam sejarah perkembangan Islam, pada periode permulaan dakwah Nabi Muhammad saw. tidak langsung menuntut sahabat-sahabatnya mengamalkan syariat Islam secara sempurna sebagai yang dijabarkan dalam lima rukun Islam, akan tetapai selama 10 tahun di Makkah beliau mengajarkan Islam lebih dahulu menitik beratkan pada pembinaan landasan fundamental yang berupa keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Karena dari landasan inilah manusia akan berakhlak yang baik. Hal ini merupakan impelementasi dari aqidah.
Pada Penelitian ini, penulis akan mengungkap pengaruh pendidikan agama materi meneladani perilaku nabi Muhammad SAW dan  nabi Ibrahim AS Islam terhadap pembentukan akhlak anak didik di kelas IV SDN 004 Simpang Pulai.
Judul tersebut penulis pilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
  1. Pendidikan agama Islam adalah menanamkan akhlak mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan jiwa.
  2. Akhlak merupakan misi yang dibawa nabi Muhammad saw diutus ke dunia. Sabda Nabi Muhammad SAW :
Artinya :
“Sesunguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak (budipekerti)”  (HR. Bukhori)
  1. Penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak anak didik.
B.     Penegasan Istilah
Untuk lebih memahami arti kata dalam judul penelitian ini serta menghindari kesalahfahaman terhadap istilah kata dalam judul ini, maka perlu dijelaskan dalam depenisi istilah sebagai berikut :
1.      Pendidikan
Pendidikan adalah Usaha sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanya untuk memenusiakan manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisinya sebagai Kholifatullah fil ardhi, yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang bertakwa, beriman, beilmu dan berakhlakul karimah.
2.      Agama
Agama adalah Undang-undang atau pearturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan tuhannya dan hubungan manusia dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam.
3.      Islam
Islam adalah berserah diri kepada Allah I dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa yang berserah diri kepada Allah I saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah I dan yang lainnya, maka dia adalah seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah I, maka dia seorang kafir yang sombong.
4.      Perkembangan
Perkembangan ialah perubahan fungsi psikiss dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dab proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.
5.      Akhlak
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk
C.    Permasalahan
1.      Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah ini adalah sbagai berikut :
a.       Materi Pendidikan agama Islam harus diberikan kepada peserta didik untuk pembentukan akhlak.
b.      Tugas guru memberikan pengajaran yang baik
c.       Pelaksanaan tugas guru Agama dalam pembentukan akhlak siswa di sekolah
d.      Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas guru dalam pembentukan akhak melalui pendidikan agama islam.
2.      Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami masalah yang diteliti dan mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penulis perlu membuat batasan masaah sebagai berikut : “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Perkembangan Akhlak Siswa di Kelas IV SD Negeri 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui”
3.      Perumusan Masalah
Untuk memudahkan dan terarahnya pengkajian penelitian ini maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut apakah Pendidikan Agama Islam materi meneladani perilaku nabi Muhammad SAW dan  nabi Ibrahim AS dapat mempengaruhi Perkembangan Akhlak Siswa kelas IV SD Negeri 004 Simpang Pulai kecamatan Ukui ?
D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan Pendidikan Agama Islam materi meneladani perilaku nabi Muhammad SAW dan  nabi Ibrahim AS dapat mempengaruhi Perkembangan Akhlak Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 004 Simpang Pulai kecamatan Ukui.
  1. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
a.       Seagai bahan informasi bagi para pimpinan, khususnya Kepala Sekolah Dasar Negeri 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui
b.      Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi yang memerlukan.
c.       Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama, secara lebih mendalam dan terarah.
E.     Landasan Teoritis dan Konsep Operasional
1.      Landasan Teoritis
a.      Pendidikan Agama Islam
pendidikan pada umumnya. Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan" mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan. Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[2]
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.[3]  
Dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil. Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan agama Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Untuk memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa defenisi mengenai pendidikan Agama Islam.
Menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan: Pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap pertrumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.[4]
b.      Dasar-Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama dengan fundamen tadi, mengeratkan berdirinya pohon itu. Demikian fungsi dari bangunan itu.
Fungsinya ialah menjamin sehingga "bangunan" pendidikan itu teguh berdirinya. Agar usaha-usah yang terlingkup di dalam kegiatan pendidikan mempunyai sumber keteguhan, suatu sumber keyakinan: Agar jalan menuju tujuan dapat tegas dan terlihat, tidak mudah disampingkan oleh pengaruh-pengaruh luar. Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah Firman Tuhan dan sunah Rasulullah SAW.7 Kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al-Qur'an dan haditslah yang menjadi fundamen. Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:[5]
1.      Dasar Religius
Menurut Zuhairini, yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam al-Qur'an maupun alhadits. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama Islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.
2.      Dasar Yuridis Formal
Menurut Zuhairini dkk, yang dimaksud dengan Yuridis Formal pelaksanaan pendidikan agama Islam yang berasal dari perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam, di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.
3.      Dasar Ideal
Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dasar dari falsafah Negara: Pancasila, dimana sila yang pertama adalah ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian, bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama.
4.      Dasar Konsitusional/Struktural
Yang dimaksud dengan dasar konsitusioanl adalah dasar UUD tahun 2002 Pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi sebagai berikut: 1) Negara berdasarkan atas Tuhan Yang Maha Esa
Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Bunyi dari UUD di atas mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama, dalam pengertian manusia yang hidup di bumi Indonesia adalah orang-orang yang mempunyai agama. Karena itu, umat beragama khususnya umat Islam dapat menjalankan agamanya sesuai ajaran Islam, maka diperlukan adanya pendidikan agama Islam.
5.      Dasar Operasional
Yang dimaksud dengan dasar operasional adalah dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah di Indonesia. Menurut Tap MPR nomor IV/MPR/1973. Tap MPR nomor IV/MPR/1978 dan Tap MPR nomor II/MPR/1983 tentang GBHN," yang pada pokontya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan kedalam kurikulum sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitasuniversitas negeri. Atas dasar itulah, maka pendidikan agama Islam di Indonesia memiliki status dan landasan yang kuat dilindungi dan didukung oleh hukum serta peraturan perundang-undangan yang ada.
6.      Dasar Psikologis Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia yang hidup di dunia ini selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama, mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada sutu perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat untuk berlindung, memohon dan tempat mereka memohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya apabila mereka dapat mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Dari uaraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.
c.       Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena di dalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam adalah sebagai berikut[6]:
1.      Perbuatan mendidik itu sendiri
Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dari sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu mengasuh anak didik. Atau dengan istilah yang lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, mebimbing, memberikan pertolongan dari seseorang pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam.
2.      Anak didik
Yaitu pihak yang merupkan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita cita-citakan.
3.      Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam ini dilakukan. Yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia dewasa yang bertakwa kepada Allah dan kepribadian muslim.
4.      Pendidik
Yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam.
5.      Materi Pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar ilm agama Islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.


6.      Metode Pendidikan Islam
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode di sini mengemukakan bagaimana mngolah, menyusun dan menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
7.      Evaluasi Pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam umumnya tidak dapat dicapai sekali \gus, melainkan melaui proses atau pentahapan tertentu. Apabila tahap ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhir enga terbentuknya kepribadian muslim.
8.      Alat-alat Pendidikan Islam
Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
9.      Lingkungan
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam. Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala asapek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam.
d.      Pengertian Akhlak
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya "Khuluqun" (خلق)yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan "khalkun"(خلق) yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq"(خالق) yang berarti Pencipta dan "Makhluk" (مخلوق) yang berarti yang diciptakan[7]. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam al- Qur'an, sebagai berikut:
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OŠÏàtã ÇÍÈ  
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Q.S. Al-Qalam, 68:4).[8]

Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:
1.      Ibn Miskawaih
Bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran  lebih dahulu.
2.      Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.
3.      Prof. Dr. Ahmad Amin
Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak. Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya, Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan besar inilah yang bernama akhlak.
Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan.
Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secarasederhana akhlak Islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak dalam menempati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral. Menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan cara menghormati oarng tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil pemikiran manusia.
Jadi, akhlak islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian, masing-masing makhluk merasakan fungsi dan eksistensinya di dunia ini.
e.       Sumber dan Macam-macam Akhlak
1.      Sumber Akhlak
Persoalan "akhlak" didalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat dalam al-Hadits, sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari bagi manusia ada yang menjelaskan artibaik dan buruk. Memberi informasi kepada umat, apa yang mestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak. Sehingga dengan mudah dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah.
Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertititk tolak dari aqidah yang diwahyukan Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya. Akhlak Islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok daripada akhlak adalah al- Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri. 26 Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-sahabat Beliau yang selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan as-Sunah dalam kesehariannya. Beliau bersabda:
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda,"telah ku tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya.
Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakan manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud mencapai kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai kebahagiaan menurut sistem moral atau akhlak yang agamis (Islam) dapat dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni dengan menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya, sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni al- Qur'an dan al-Hadits.
f.       Macam-macam Akhlak
1.       Akhlak Al-Karimah
Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a)      Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.
b)      Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.
c)      Akhlak terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.
Jadi, manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan kepadanya keutamaan yang tidak dapat terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak bisa dihitung banyaknya, semua itu perlu disyukurinya dengan berupa berzikir dengan hatinya. Sebaiknya dalm kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan dan santun menjaga jiwanya agar selalu bersih, dapt tyerhindar dari perbuatan dosa, maksiat, sebab jiwa adalah yang terpenting dan pertama yang harus dijaga dan dipelihara dari hal-hal yang dapat mengotori dan merusaknya. Karena manusia adalah makhluk sosial maka ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dengan yang lainnya saling berakhlak yang baik.
2.      Akhlak Al-Mazmumah
Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:
a)      Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
b)      Takabur (sombong)
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.
c)      Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
d)     Bakhil atau kikir
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain.
Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud pengamalannya dibedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela.
g.      Tujuan Akhlak
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segalagalanya.
Barmawie Umary dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
Sedangkan Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, tujuan akhlak adalah menciptakan kebahagian dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kebahagian, kemajuan, kekuataan dan keteguhan bagi masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak padaprisnsipnya adalah untuk mencapai kebahagian dan keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.
Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama. SEhingga nilai-nilai akhlak, keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.
h.      Pengertian Siswa
Dalam pengertian umum, Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang di serahkan kepada tanggung jawab pendidik.
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa anak didik merupakan semua orang yang sedang belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun lembaga pendidikan non formal.
Siswa adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif.
Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa anak didik yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas, termasuk dalam kategori belajar. Mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis anak didik. Aliran ini berpegang pada realitas dengan mata telanjang dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya, sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut.
Tetapi aliran kognitivisme mengatakan lain bahwa keberhasilan belajar itu ditentukan oleh perubahan mentak dengan masuknya sejumlah kesan yang baru dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku. Berbeda dengan aliran behaviorisme yang hanya melihat fenomena perilaku saja, aliran kognitivisme jauh melihat ke dalam fenomena psikologis.
i.        Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Akhlak
Dalam Pendidikan Agama Islam. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku dan sebagainya.
Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Dalam pembentukan akhlak siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa dalam pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan akhlak pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis.
Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat memberiperanan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara mutlak.
Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginannya yang timbul.
2.      Konsep Operasional
Indikator keberhasilan guru dalam mengembangkan akhlak Siswa melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam
F.     Metode Penelitian
1.      Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan.
2.      Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh kelas IV Sekolah Dasar Negeri 004 Simpang Pulai Kecamatan Ukui yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan, dan menjadi objek penelitian ini adalah perkembangan akhlak siswa menuju akhlak yang terpuji melalui pengajaran Pendidikan Agama Islam.
3.      Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 004 Simpang Pulai kecamatan Ukui yang berjumlah 26 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, mengingat populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang maka penulis menggunakan sampel total atau keseluruhan populasi sehingga tidak diperlukan tekhnik penarikan sampel.
4.      Tekhnik Penyimpulan data
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.      Observasi
Sebagai metode ilmiah observasi diartikan dengan pengamatan dan pencatatan engan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi ini mengadakan pengamatan dengan mencatat data atau informasi yang diperlukan dan dibutuhkan sesuai dengan masalah yang diikuti.
b.       Dokumentasi
Suatu usaha aktif baik suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan atau lembaga yang mengadakan. Dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data sejarah didirikannya SDN 004 Simapng Pulai, keadaan sarana dan prasarana dan juga data-data guru SDN 004 Simpang Pulai.
c.        Angket
Dengan metode angket ini penulis mempersiapkan sejumlah pertanyaan tertentu, kemudian disebarkan kepada responden, untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada siswa untuk diisi untuk dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa. Angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai jawaban terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
5.      Rencana Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang melalui tahapan tahapan yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi. Disain penelitian yang di lakukan adalah model siklus yang terdiri dari merencanakan.
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sbagai berikut :
1.      Menyusun RPP berdasarkan standar kompetensi dasar dengan langkah-langkah.
2.      Mminta kesediaan temen sejawat (observer)
3.      Menyusun format pengamatan (lembar observasi) tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4.      Menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan pada siswa diakhir pembelajaran.
Pada tindakan di tahap ini rancangan strategi dan sekenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Dengan demikian hendaknya di terapkan serinci mungkin secara tertulis, rencana tindakan itu adalah :
a.       Pendahuluan
1.      Membuka pembelajaran
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
3.      Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan melalui kisah dalam Sepenggal Kisah
b.      Kegiatan inti
1.      Beberapa siswa membacakan kisah Nabi Ibrahim, sedangkan siswa yang lain menyimak dengan baik
2.      Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disampaikan
3.      Siswa menceritakan kembali kisah ketaatan Nabi Ibrahim terhadap orangtua mengunakan bahasa sendiri secara kelompok dan individu
4.      Siswa menceritakan kembali kisah ketaatan Nabi Ibrahim terhadap Allah SWT menggunakan bahasa sendiri secara kelompok dan individu
5.      Siswa mengemukakan pendapatnya tentang ketaatan Nabi Ibrahim terhadap orangtua dan terhadap Allah SWT
c.       Pengembangan
1.      Guru meminta siswa mengatur tempat duduk antara mereka
2.      Guru meminta siswa memberikan contoh perilaku taat terhadap orang tua dari pengalaman merekea sehari-hari.
3.      Guru menyuruh siswa meneladani ketaatan Nabi Ibrahim terhadap orangtua dan terhadap Allah SWT dalam praktik keseharian mereka
d.      Penutup
1.      Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kisah Nabi Ibrahim AS yang telah di pelajari
2.      Guru memberikan kesimpulan ringkas tentang materi yang disampaikan
3.      Guru memberikan tugas agar anak dapat mengaplikasikan sifat terpuji dalam kehidupan sehari-hari agar berakhlak mulia.
6.      Tekhnik Analisa Data

r scr
Keterangan :
0r         : Ordinat yang lebih rendah
0t         : Ordinat yang lebih tinggi
M         : Mean (rata-rata)
Sdtot   : Standar deviasi total
P          : Propersi individual dalam golongan

Untuk mencari standar deviasi total digunakan rumus sebagai berikut :
Untuk memperoleh interpretasi terhadap korelasi serial agar mendekati harga “r” product moment dapat digunakan rumus “r” Chotomisasi

G.    Sistematika Penulisan
Gambaran Umum tentang hal yang akan dibahas dalam penelitian maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang Masalah
b.      Rumusan Masalah
c.       Tujuan dan Kegunaan Penelitian
d.      Metode Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a.       Kerangka Teori dan Konseptual
b.      Hipotesis Penelitian
BAB III POFIL LOKASI PENELITIAN
a.       Sejarah Lokasi Penelitian
b.      Lokasi Penelitian
c.       Data Statistik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
a.       Penyajian Data
b.      Analisis Data dan Interpretasi
BAB V PENUTUP
a.       Kesimpulan
b.      Saran


DAFTAR PUSTAKA

al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 2004
Arifin, Prof. H. M. M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet ke-1
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Jilid 1, Bandung : PT. Imperial Bhakti Utama, 2007
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Jilid II, Bandung : PT. Imperial Bhakti Utama, 2007
Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian, Jakarta, Yayasan Kelopak Magna script, 2004
Zubaedim, M.Pd. Pendidikan Berbasii Masyarakat. Jogjakarta, Pustaka Pelajar, 2007
Wahyudin. M.Pd, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, Semarang, Toha Putra, 2010
Masrun, Moh, dkk., Senang Belajar Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas IV, Jakarta, Erlangga, 2007




[1] TPIP FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jilid 1, 2007, Bandung, Imtima, hal. vii
[2] TPIP FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jilid 1, 2007, Bandung, Imtima, hal. 8
[3] Ibid, 10
[5] Dra. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan
Agama (Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), Cet ke-8, h. 22-23
[6] Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, Cet ke-4 2004), h. 1
[7] Dra. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan
Agama (Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), Cet ke-8, h. 23
[8] al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha Putra
Semarang, 1989), h. 413

No comments: